"Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."


Dalam kehidupan biasa setiap hari kita harus tetap setia pada iman kita alias dirajai oleh Allah terus menerus alias tetap hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Memang untuk hidup dan bertindak demikian tidak mudah alias sulit, bagaikan 'seekor unta melewati lobang jarum'. 
Dengan kata lain di dalam hidup sehari-hari, dalam berpartisipasi ke dalam seluk beluk duniawi atau mendunia kita akan menghadapi aneka macam masalah, tantangan dan hambatan. "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu mungkin bagi Allah", demikian sabda Yesus yang hendaknya kita renungkan dan kita jadikan pegangan dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari, dalam menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan. 

Allah hadir dan berkarya dimana-mana dan kapan saja, tidak terikat oleh ruang dan waktu, maka dengan ini kami mengajak segenap umat beriman untuk menjumpai atau menemukan Allah dalam segala sesuatu. Dengan kata lain dalam aneka masalah, tantangan dan hambatan, hendaknya dicari peluang dan kesempatan guna mengatasinya: menemukan dan mengimani aneka kehendak baik dalam masalah, hambatan dan tantangan yang ada. Marilah kita senantiasa berpikiran positif terhadap segala sesuatu agar kita dapat mengatasi aneka masalah, tantangan dan hambatan.

·  "Kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir. 

Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan"(1Pet 1:5-6), demikian nasihat Petrus kepada kita semua, umat beriman. Berbagai-bagai pencobaan menghadang kita dalam penghayatan iman, antara lain berupa rayuan atau godaan aneka kenikmatan seksual, fisik, emosi, makanan dan minuman atau harta benda alias aneka macam hedonism. 

Godaan atau rayuan yang umum kiranya adalah kenikmatan makanan dan minuman serta seksual. Dalam hal makan dan minum banyak orang berpedoman pada enak/nikmat dan tidak enak/nikmat, bukan sehat dan tidak sehat, dan orang lebih cenderung untuk menikmati yang enak dan nikmat tetapi tidak sehat. Jika dalam hal makan dan minum kita berpedoman pada enak, nikmat dan tidak sehat, maka dalam hal pergaulan, bekerja atau hidup bersama pada umumnya kita juga akan cari enak atau nikmat sendiri tanpa memperhatikan kepentingan orang lain. 

Demikian  juga orang yang dikuasai oleh kenikmatan seksual pada umumnya lalu cenderung berbuat jahat, entah pergi ke pelacuran atau melakukan korupsi, yang berarti merusak diri sendiri maupun orang lain. Marilah kita hidup dan bertindak berpedoman pada apa yang sehat meskipun tidak enak.

"Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah. Besar perbuatan-perbuatan TUHAN, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya. Diberikan-Nya rezeki kepada orang-orang yang takut akan Dia. Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya.111:6 Kekuatan perbuatan-Nya diberitakan-Nya kepada umat-Nya, dengan memberikan kepada mereka milik pusaka bangsa-bangsa." (Mzm 111:1-2.5-6)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Hari Raya yang disamakan dengan Hari Minggu

Apakah makna orang Katolik memasang lilin di depan Patung Yesus atau Maria?

“DIPERLENGKAPI UNTUK SALING MELENGKAPI DI TENGAH KEANEKARAGAMAN”