Hidup Ini Begitu Berharga



Pernahkah Anda merasa terpuruk dalam hidup ini, karena Anda merasa hidup Anda kurang bernilai? Apa yang Anda lakukan? Anda menjadi depresi atau Anda bangkit lagi?

Anda bisa bayangkan, kalau sebuah kursi goyang yang harganya US$3,000 bisa laku US$453,000? Atau sebuah mobil bekas yang ditaksir bernilai US$18,000 laku dilelang seharga US$79,500? Atau gelas biasa yang ditaksir bernilai US$500 ternyata bisa laku dengan harga US$38,000? Ada pula sebuah kalung yang bernilai US$700 bisa laku dengan US$21,1500.

Bukankah ini suatu kegilaan? Tetapi semua kegilaan itu bisa dimaklumi, karena barang-barang yang dilelang itu milik Jacqueline Kennedy Onassis. Yang membuat barang-barang tersebut laku dengan harga yang sangat mahal tentu saja bukan karena barang itu sendiri, tetapi karena siapa yang memilikinya.

Jacqueline Kennedy Onassis adalah mantan ibu negara negeri adidaya Amerika Serikat. Setelah suaminya, John F Kennedy, meninggal, ia menikah lagi dengan Onassis. Onassis adalah salah seorang terkaya di dunia. Karena itu, apa yang dimiliki atau pernah digunakan oleh Jacqueline tentu memiliki nilai yang begitu tinggi. Mengapa? Karena barang-barang tersebut digunakan pada momen-momen yang istimewa pula.

Sahabat, bagaimana dengan hidup kita? Sama seperti barang-barang lelangan milik Jacqueline Kennedy Onassis tersebut, hidup kita sungguh berharga. Bahkan semestinya jauh lebih berharga daripada barang-barang yang fana tersebut. Hal yang membuat hidup ini berharga adalah Tuhan yang memiliki kita. Tuhan yang empunya kehidupan ini.
Tuhan yang empunya kehidupan ini tidak hanya menciptakan kita. Tetapi Tuhan juga memelihara hidup kita. Tuhan menuntun hidup kita menuju keselamatan. Namun sering manusia kurang menyadari hal ini. Dosa dan kesalahan yang diperbuat manusia menyebabkan hidupnya kurang berharga. Hidupnya tidak memiliki daya yang kuat untuk melintasi perjalanan hidup ini.

Mengapa dosa dan kesalahan itu menjadikan hidup manusia kurang berharga? Karena manusia menyombongkan dirinya. Manusia merasa dirinya kuat, sehingga tidak perlu bantuan Tuhan. Manusia mau berjuang sendiri. Manusia tidak mau mengandalkan Tuhan dalam hidupnya.

Ada dua hal yang perlu kita buat. Pertama, jangan pernah sombong, sebab yang membuat kita bernilai dan berharga bukan karena diri kita, tapi Tuhan. Orang yang sombong biasanya berada di ambang kehancuran. Orang yang sombong tidak akan bertahan dalam perjuangan hidupnya.

Kedua, ketika kita depresi karena merasa tidak berharga, ingatlah bahwa nilai kita ditentukan oleh Tuhan. Tuhan mengangkat kembali kita saat kita jatuh. Tuhan tidak meninggalkan kita berjuang sendirian dalam hidup ini. Tuhan punya cara sendiri untuk menyelamatkan kita. Karena itu, kita mesti menyerahkan hidup kita ke dalam kuasaNya. Dengan demikian, hidup kita ini tetap berharga di hadapan Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Hari Raya yang disamakan dengan Hari Minggu

Apakah makna orang Katolik memasang lilin di depan Patung Yesus atau Maria?

“DIPERLENGKAPI UNTUK SALING MELENGKAPI DI TENGAH KEANEKARAGAMAN”