Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus & Sejarah Paroki Katedral Makassar

Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus
Setiap tahun Gereja merayakan Hari Raya Hati Yesus yang Maha Kudus. Pestanya jatuh pada hari Jumat sesudah Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus.
Mengapa kita menghormati Hati Yesus? Mengapa tidak mata-Nya atau lidah-Nya? Pernahkah kamu merasakan suatu emosi yang kuat, seperti rasa takut, tegang atau cinta? Jika emosimu cukup kuat, maka perasaanmu itu akan mempengaruhi hatimu. Hatimu akan berdebar lebih kencang dari biasanya, tergantung dari kuatnya emosimu.
Yesus menunjukkan kasih-Nya yang luar biasa besar kepada kita ketika Ia wafat di kayu salib. Hati-Nya pastilah berdebar amat kencang saat itu. Kita merayakan Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus karena Hati Yesus melambangkan kasih-Nya yang begitu besar bagi umat manusia.

Sejarah  Berdirinya Paroki Katedral Makassar
Pada awalnya keberadaan umat Katolik di Sulawesi Selatan ditandai dengan dipermandikannya dua putera Makassar pada tahun 1537. Akan tetapi belum ada pastor yang menetap di Sulawesi
Barulah pada tahun 1545 tibalah seorang Pastor dan menetap selama 3 tahun dan seringkali melakukan perjalanan ke pedalaman, nama Pastor tersebut adalah Vicente Viegas.
Daerah Sulsera yang merupakan taman yang begitu luas dan subur, dan bersedia menerima bibit sabda Tuhan, tidak jadi dikerjakan karena kekurangan pekerja-pekerjanya. Maka tidak heranlah pada tahun1603, raja Gowa beserta rakyatnya masuk agama Islam, dan diikuti daerah Tello dan Soppeng. Walaupun raja Gowa telah memeluk agama Islam namun ia bersikap toleran sekali terhadap agama Katolik.
Kendala yang dihadapi datang dari pihak kompeni Belanda yang pada 19 Agustus 1660 Makassar terpaksa meletakkan senjata dan dipaksa menandatangani persetujuan di Batavia. Salah satu syaratnya yaitu dalam waktu satu tahun semua orang portugis harus telah meninggalkan Makassar. Dan Di bawah kekuasaan VOC, orang-orang Katolik dipaksa memeluk agama Protestan dan Pastor-Pastornya diusir.
Baru pada tahun 1806 ketika Napoleon mengangkat saudaranya Louis menjadi raja Belanda, Agama Katolik mendapatkan saat kebebasannya di Indonesia. Tidak lama kemudian, pada 10 april 1808, tibalah dua orang pastor di Batavia yang menjadi imam-imam pertama yang diizinkan masuk di Indonesia di bawah pemerintahan kolonial Belanda.
Pada tahun 1852 Makassar telah dikunjungi oleh seorang pastor dari Batavia, tetapi baru tahun 1892 datanglah seorang pastor untuk menetap di Makassar. Pastor A.Asselberg SJ ditunjuk menjadi pastor Makassar. Inilah awal berdirinya Paroki Hati Yesus Yang Mahakudus Katedral Makassar.
01 Februai 1899 di bangunlah Fondasi Gereja Katedral, pembangunan yang memakan waktu satu tahun dan akhirnya selesai dan mulai di pergunakan pada 06 April 1900. dan Pastor Timmers, SJ memepersembahakan  Misa bagi Umat untuk pertama kalinya pada 08 April 1900. umat sangat sedikit jumlahnya. 
Sampai Tahun 1915 Gereja Katedral belum di berkati walau sudah dipergunakan akhirnya pada 10 Juni 1915, dengan izin dari  Vikaris Apostolik, Pastor Wintjes, SJ meresmikan dengan berkat, karena waktu itu menjelang Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus, maka Gereja Katedral Makassar di Beri Pelindung HATI YESUS YANG MAHAKUDUS. selain Hati Yesus Yang Mahakudus, Gereja Katedral Juga memiliki pelindung lain yaitu Santo Antonius dari Padua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Hari Raya yang disamakan dengan Hari Minggu

Apakah makna orang Katolik memasang lilin di depan Patung Yesus atau Maria?

“DIPERLENGKAPI UNTUK SALING MELENGKAPI DI TENGAH KEANEKARAGAMAN”