Mencicipi Liturgi surgawi

9Hari ini kita merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus ke surga. Prefasi khusus pada Misa hari ini antara lain berbunyi: “Sebab pada hari ini Tuhan Yesus Raja Mulia dan Pemenang atas dosa serta maut, telah naik ke surga…..Ia pulang kepada-Mu ya Bapa, tidak untuk meninggalkan kami, manusia yang lemah ini, tetapi untuk mengokohkan harapan kami, bahwasannya Dia, kepala dan pokok pangkal Gereja, merintis jalan ke surga bagi kami, anggota Tubuh-Nya”.

Kata-kata Prefasi Kenaikan Tuhan I di atas mengungkapkan dengan bagus apa yang disebut dengan segi eskatologis dari liturgi. Artinya, dengan merayakan liturgi di gereja, kapel atau tempat kita merayakan Ekaristi, kita sebenarnya mencicipi liturgi surgawi, sebagaimana disebut: Kristus “merintis jalan ke surga bagi kami”. Liturgi surgawi ialah persekutuan Allah Tritunggal yang sempurna di surga yang kini telah dialami oleh barisan para kudus di surga. Konstitusi Liturgi mengajarkan hal itu pada artikel 8: “Dalam Liturgi di dunia ini kita ikut mencicipi Liturgi surgawi, yang dirayakan di kota suci Yerusalem, tujuan peziarahan kita. Disana Kristus duduk disisi kanan Allah, sebagai pelayan tempat tersuci dan kemah yang sejati. Bersama dengan segenap bala tentara sorgawi kita melambungkan kidung kemuliaan kepada Tuhan. Sementara menghormati dan mengenangkan para kudus kita berharap akan ikut serta dalam persekutuan dengan mereka” (SC 8)

Kapan saja liturgi kita mengungkapkan ciri atau segi eskatologis? Ya kapan saja: misalnya ketika persekutuan dengan Allah Tritunggal saat Tanda Salib dibuat, saat kata-kata “hidup kekal” atau “kini dan sepanjang segala masa” disebut, juga bila nama para kudus, seperti Santa Perawan Maria dan orang kudus lain disebut, nah waktu-waktu itulah segi eskatologis liturgi dinyatakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Hari Raya yang disamakan dengan Hari Minggu

Apakah makna orang Katolik memasang lilin di depan Patung Yesus atau Maria?

“DIPERLENGKAPI UNTUK SALING MELENGKAPI DI TENGAH KEANEKARAGAMAN”